Kamis, 13 Agustus 2020

 STRATEGI AGAR BISNIS STICKER TIDAK KOLAP (1)

Saat ini banyak sekali bermunculan pebisnis sticker baru. Ada yang memang memiliki kemampuan desain dan pasang sticker, namun ada juga yang hanya bermodalkan kemampuan yang pas-pasan.


Meski demikian, ada pemain stiker yang memiliki kemampuan desain dan pasang yang bagus namun bisnisnya tak berumur panjang alias kolap, sementara yang berkemampuan pas-pasan, bisnis stikernya semakin tumbuh besar. Dan bisa juga kita temui pebisnis stiker yang kolap juga tidak, berkembang juga tidak.

Mengapa semua itu bisa terjadi? 
Daripengalaman saya selama hampir 8 tahun berkecimpung di dunia sticker, beberapa faktor yang menentukan keberlangsungan bisnis sticker adalah

1.  Tempat atau Lokasi 
     Lokasi dimana kita akan mendirikan bisnis stiker sangat menentukan masa depan bisnis ini.
     Pemilihan lokasi berhubungan erat dengan skill atau kemampuan yang kita miliki.
     Contohnya, bila kita akan mendirikan stiker di jalur padat seperti jalur utama yang dilalui kendaraan       jenis tronton dan bus besar, kita wajib memiliki kemampuan pasang film dan ngeblok yang bagus          dan cepat.
     Kecepatan dalam memasang film atau bahan stiker sangat dibutuhkan di jalur utama yang padat,             karena konsumen kita rata-rata adalah truk muatan yang mengejar waktu.
     
     Boleh saja, Anda nekad memulai bisnis stiker di jalur padat hanya bermodalkan kemampuan yang         pas-pasan. Namun, bisa dipastikan tak akan bertahan lama. Pasalnya, solidaritas antar supir sangat         kuat. Bila apa yang kita pasang rapi dan bagus, maka teman-teman supirnya akan berdatangan ke           tempat usaha kita (bersambung)
 

 STRATEGI AGAR BISNIS STICKER TIDAK KOLAP (2)

Penjual dan pemasang stiker di jalur padat biasanya sangat jarang didatangi konsumen kelas sepeda motor.
Konsumen yang ingin memasang stiker sepeda motor biasanya akan kita temui di pinggiran kota atau di dekat pasar tradisional. Biasanya, konsumen hanya ngeblok seluruh bodi sepeda motor atau sekedar memasang lis pelek atau memasang stiker pada lampu sign depan belakang.
Di sini, kemampuan desain tak banyak dibutuhkan. Artinya, hanya bermodalkan bahan stiker jenis profix atau seicofix atau mexdecal atau DC fix ukuran 45 cm, pisau cutter, gunting dan korek api, kita sudah bisa membuka usaha stiker.

Hal yang berbeda bisa kita temukan di tengah kota. Para penjual dan pemasang stiker di tengah kota harus memiliki kemampuan yang mumpuni. Karena konsumen yang datang sangat beragam. Mulai dari memasang kaca film, wrapping ( membungkus) bodi mobil kelas premium sampai mobil mewah 
Untuk itu, penjual dan pemasang stiker juga harus memiliki kemampuan mendesain stiker di atas rata-rata. 
Konsumen stiker di tengah kota umumnya mengutamakan kualitas dan kerumitan desain serta bahan stiker terbaik. Kerana gengsi pemilik kendaraan di taruh di karya seni stiker yang tertempel di mobil mereka. Jenis konsumen ini tidak terlalu berhitung dengan harga.
Asal sesuai dengan keinginan mereka, berapapun akan dibayar. Sangat menggiurkan.
Tapi jangan salah, bila desain dan pasangan stiker tak sesuai dengan apa yang mereka harapkan, pelanggan kelas ini tak segan-segan memerintahkan Anda mencopot stiker yang sudah terpasang di mobil mereka.  Bila itu yang terjadi, bersiap-siaplah penjual dan pemasang stiker akan pusing tujuh keliling. Sudahlah dimaki-maki atau minimal di semprot, pekerjaan tambahan melepas stiker yang sudah terpasang tentu sangat menjengkelkan.

Ada juga penjual dan pemasang stiker yang mengais rejekinya di lokasi terminal truk atau di tempat kendaraan roda empat melakukan kir berkala. Jenis pemain stiker ini biasanya hanya memasang stiker dan memasang film mobil.
Mereka tidak butuh tempat khusus. Bahan stiker yang dibawanyapun tak banyak. Hanya warna-warna dominan, seperti putih, hitam, merah, kuning, biru dan beberapa jenis kaca film yang sudah dipotong sesuai kaca film mobil.
Namun, pemain stiker di terminal truk atau di lokasi kir   biasanya memiliki tangan setan. Maksudnya, tangan mereka sangat terampil membuat tulisan atau gambar sederhana cukup dengan cutter dan tak butuh mesin cutting. Terkadang keliahaian tangan mereka membuat pemain stiker kelas tengah kota mampu berdecak kagum. (bersambung)



 Desain Sticker Truck Bernuansa Etnic

Dalam lomba resmi ajang kreativitas para pemain stiker seperti JOGJA TRUCK FESTIVAL yang digelar setiap tahun, selalu panitia memunculkan tema-tema tentang keberagaman budaya Indonesia. 

Pada tahun 2019, tema yang diangkat panitia adalah Pesona Indonesia.

Di sinlah para master stiker dari seluruh Indonesia mempertontonkan kelihaiannya.
Desain bernuansa budaya etnic tak pernah habis untuk digali dan diaplikasikan di bak truck.

Kali ini saya memunculkan desain budaya etnic Jawa yaitu punakawan.
Di Jawa Tengah dan Jawa Timur nama punakawan yang terkenal adalah Semar, Petruk, Gareng dan Bagong. Sementara di wilayah Sunda, punakawan terdiri dari Semar, Cepot, Dawala dan Gareng.

Gambar empat punakawan bisa menggunakan tehnik printing agar bisa menekan ongkos penjualan. Rata-rata harga jual stiker full truck seperti desain di atas sekitar Rp 4 juta sampai Rp4.5 juta. Harga sudah termasuk stiker printing bak belakang, karpet belakang dan full wrap kabin kanan kiri dan depan.   

Bila pemilik kendaraan menginginkan full cutting, harga pembuatan stiker plus pemasangan  bisa mencapai Rp7-8 juta. Itupun menggunakan bahan stiker nyala malam kelas terendah seperti Seicholite atau Prolite . Sementara bila menggunakan bahan sekelas Kiwalite atau 3M, harganya bisa mencapai Rp10-12 juta bahkan bisa lebih.

Pemenang Jogja Truck Festival tahun 2018 menghabiskan biaya sekitar Rp 300 juta. Biaya yang edan-edanan untuk mendandani sebuah truk. Pemiliknya, Danu Siswoyo mengatakan untuk sebuah hoby, Rp300 juta bukanlah harga yang mahal.

Pemilik truck yang menjadi pemenang akan bangga, dan usaha sticker yang mendesain dan memasang sticker di truk tersebut juga akan mendapatkan berkah. Namanya akan melambung tinggi dan menjadi incaran para pemilik truk yang akan mendandani truknya dengan sticker.

Dalam dunia perstikeran, gaya stiker cenderung terus berubah. Akan bermunculan desain-desain baru hasil pengembangan bentuk stiker yang menjuarai kontes truk. 
Terkadang pengembangan kreativitas seni stiker bentuknya di luar perkiraan semua orang. Ketika truck Rebecca menjadi juara pada ajang Kontes Akbar Modifikasi Truck (KAMT) tahun 2016, mayoritas truck yang bersliweran di jalanan Pulau Jawa berangkat dari konsep Rebecca dengan penyempurnaan di sana-sini mengikuti gaya masing-masing pemain stiker.

Truk modifikasi Rebecca ini merupakan Mitsubishi Colt Diesel Canter tahun 2011 milik Chandra DCassava.Untuk membuatnya siap tampil menawan di kontes tahunan ini, Chandra menjelaskan bahwa dia merogoh gocek sekitar Rp 9 jutaan. “Biaya untuk merehab dalam sekitar Rp 5 jutaan, sedangkan untuk bagian eksterior, stiker dan lukis sekitar Rp 4 jutaan, jadi total sekitar Rp 9 jutaan,” papar Chandra.